Oleh Rahmawati dan Annisa Fatmayanti
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Penelitian
dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk
menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus
dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian, yakni
suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional empiris dan sistematis.
Metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik
dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda tetapi
hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Dalam
penelitian ilmiah agar data yang kita kumpulkan menjadi valid maka kita harus mengetahui bagaimana cara-cara
pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang kita peroleh dapat menjadi
pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu. Dan
dalam kegiatan penelitian keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam
komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang
sedang diteliti. Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan
alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu
penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa
tertentu.
Suatu
intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk memperoleh instrumen yang baik
tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga
harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Menyusun
instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh
data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan
langkah penting dalam prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara
yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan
data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka
pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.
Berkaiatan
dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan metode pengumpulan
data dan instrument penelitian.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian?
2.
Apa saja
teknik pengumpulan data?
3.
Bagaimana
pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif dan
kuantitatif ?
C. Tujuan Pembahasan
1.
Mengetahui
pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian.
2.
Mengetahui
teknik pengumpulan data.
3.
Mengetahui teknik pengumpulan data serta
instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif
dan kuantitatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan, atau
menghimpun data. Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data. Metode (cara atau
teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya
dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
(tes), dokumentasi dan lainya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang
diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud
inilah dibutuhkan pengumpulan data.
Sedangkan
instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat,
maka instrument dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka/ tertutup),
pedoman wawancara, camera photo, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan
sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.
Menurut
Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
Sementara
itu, Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada
umumnya dan aktivitas atributatribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu
secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non
kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah
pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
Dari
uraian beberapa pakar di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi bahwa metode pengumpulan data dan instrumennya
adalah teknik dan alat bantu yang digunakan dalam sebuah research untuk
mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif atau kualitatif
kemudian disusun secara sistematis.
B.
Teknik-teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini
adalah teknik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga benar-benar
didapat data yang valid dan reliable.
Dalam
suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian
yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan dalam melaksanakan
pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung terhadap proses dan
hasil suatu penelitian.
Kegiatan
pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode dan instrumen yang telah ditentukan dan
diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan
sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau
menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan
lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang dilaksanakan melalui
pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi tersebut,
pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan proses
pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Pengumpulan data dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam
upaya mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab
pertanyaan penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk
penelitian kuantitatif).
Teknik
pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data: observasi, focus group
discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi kasus (case
study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data:
angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.
Beberapa
teknik pengumpulan data secara umum:
1.
Observasi (pengamatan)
Nasution
(1998) dalam Sugiyono menyatakan bahwa observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data,
yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Riyanto
(2001) observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara
langsung maupun tidak langsung.
Sanafiah
Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi
(participant observastion), observasi secara terang-terangan dan tersamar
(overt observastion and covert observastion), observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation), masing-masing tipe dan jenis observasi tersebut
digunakan sesuai dengan karakteristik objek material sumber data penelitian.
a.
Observasi Partisipatif (participant observastion).
Observasi
partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian
yang tujuannya adalah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini
dilakukan dengan mengembangkan keakraban yang dekat dan mendalam dengan
satu kelompok orang dilingkungan alamiah mereka. Dalam penelitian
ini peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai
bagian dari objek yang sedang di telitinya.
Susan
Stainback (1998), menyatakan bahwa “in participant observation,
the researcher observes what people do, listen to what they say, and
participates in their activities”.
Dalam
observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,
mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas
mereka. Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa
kategori peran partisipan yang terjadi di lapangan penelitian
kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori peran
partisipan dilapangan yaitu:
1)
Peran
serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota
penuh dari yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi tentang
apapun dari yang diamati, termasuk yang barang kali yang dirahasiakan.
2) Peran
serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan
sebagai pengamat (ply on the wall). Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini sebenarnya hanya sebatas
pura-pura saja, sehingga tidak
melebur secara fisik maupun psikis dalam pengertian yang sesungguhnya.
3) Pengamat
sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat ikut melakukan apa yang di lakukan
oleh nara sumber sebagai yang
teramati meskipun belum sepenuhnya.
4)
Pengamat
penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati terpisah, informasi diteruskan satu
arah saja, sehingga subjek tidak
merasa diamati.
b.
Observasi Terus Terang atau Tersamar
Pada
uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya
adalah untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan
secara alamiah (natural setting). Konsekuensinya peneliti harus secara
cermat dan bijaksana menerapkan teknik pengumpulan data di lapangan
pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat alamiah.
Oleh
karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan
terus terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang ditelitinya,
bahwa peneliti sedang melakukan observasi dalam penelitian”. Pada
tipe ini semua proses yang dilakukan oleh peneliti diketahui semuanya oleh
orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang atau
tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang
dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan
dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan
observasi.
c.
Observasi Tak Berstruktur
Observasi
tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti
tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan
penelitian tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan.
Selanjutnya
Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki
tahapan dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi
deskriftif, Observasi terfokus, dan Observasi terseleksi. Dan objek yang diobservasi adalah ruang (tempat),
pelaku (aktor) dan kegiatan (aktivitas).
Dari
ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item pokok, yaitu; Ruang (tempat)
dalam aspek fisiknya, pelaku (semua
orang yang terlibat dalam situasi), kegiatan (apa yang dilakukan orang dalam situasi itu), objek (benda-benda
yang terdapat di tempat itu), perbuatan
(tindakan-tindakan tertentu), kejadian atau peristiwa (rangkaian kegiatan), waktu (menyangkut urutan kegiatan,
tujuan, yaitu apa yang ingin dicapai)
dan emosi (erasaan yang dirasakan dan dinyatakan).
2.
Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner
disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi.
Berdasarkan
cara menyusun petanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi
dua:
a.
Kuesioner terbuka (Opene and Items)
Adalah
suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak
disediakan jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas
untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan pengetahuannya. Kelebihan
kuesioner terbuka; 1) Menyusun pertanyaan sangat mudah, 2) Memberikan
kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan
isi hati dan pemikirannya.
Kelemahan
kusioner terbuka; 1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan
mengelompokkan jawaban karena sangat bervariasinya jawaban yang diberikan
oleh responden, 2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama,
satu dan lain hal peneliti harus membaca satu persatu, 3) Untuk peneliti
mungkin menimbulkan rasa bosan karena tulisannya sulit dibaca, kalimat
tidak jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden, 4) Rasa malas
akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu luang
untuk menjawab.
b.
Koesioner tertutup (Closed and Items)
Adalah
suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah
disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu
dari jawaban yang telah disediakan.
Kelebihan
kuesioner tertutup; 1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang masuk, 2) Untuk peneliti, waktu
yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan
jawaban menjadi singkat karena dapat memanfaatkan bantuan enumerator, 3) Untuk responden, mudah
memilih jawaban, 4) Untuk responden,
dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu singkat.
Kelemahan
kuestioner tertutup; 1) Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan
perlu berhati-hati agar tidak ditafsirkan lain (berarti ganda), 2) Untuk
responden, kebebasan menjawab merasa dibatasi.
3.
Interview (Wawancara)
Wawancara
adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh pewawancara dengan orang yang
diwawancarai untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.
a.
Macam-macam Interview/wawancara.
Ada dua
jenis wawancara yang lazim digunakan dalam pengumpulan data,
yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur. Wawancara
berstruktur adalah wawancara yang sebagian besar jenis-jenis pertanyaannya telah ditentukan sebelumnya
termasuk urutan yang ditanya dan
materi pertanyaannya. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang
tidak secara ketat telah ditentukan sebelumnya mengenai jenis-jenis pertanyaan,
urutan, dan materi pertanyaannya. Materi pertanyaan dapat dikembangkan pada saat berlangsung wawancara
dengan menyesuaikan pada
kondisi saat itu sehingga menjadi lebih fleksibel dan sesuai dengan
jenis masalahnya.
b.
Langkah-langkah wawancara.
Lincoln
dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk
mengumpulkan data dalam penelitian
kualitatif, yaitu:
1)
Menetapkan
kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.
2)
Menyimpan
pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.
3)
Mengawali
atau membuka alur wawancara.
4) Mengkonfirmasikan
ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.
5)
Menuliskan
hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.
6)
Mengidentifikasikan
tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
c. Isi
wawancara
Beberapa
jenis yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah:
a. Pengalaman
dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya atau yang lazim dikerjakannya.
b. Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau
perkiraanya tentang sesuatu.
c. Perasaan,
respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang, gembira,curiga,
jengkel dan sebagainya tentang sesuatu.
d.
Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya
tentang sesuatu.
e. Penginderaan, apa yang dilihat, didengar,
dirabah, dikecap atau diciumnya, diuraikan secara deskriptif.
f. Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah
asal, tempat tinggal, keluarga dan sebagainya.
Beberapa
aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan terhadap sesuatu yang hendak
ditanyakan. Materi pertanyaan dapat
melingkupi dimensi waktu, seperti tentang apa-apa yang dikerjakan responden
di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan pada intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus
berpedoman pada arah penelitian
atau harus sesuai dengan tujuan penelitian.
d.
Alat-alat wawancara
1. Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua
pembicaraan atau percakapan dengan sumber data, sekarang sudah
banyak komputerkomputer kecil, notebook yang dapat digunakan untuk mencatat
hasil pembicaraan.
2. Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua
percakapan atau pembicaraan. Penggunaan tape recorder dalam
wawancara perlu memberi tahu kepada informan boleh atau tidak.
3. Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang
melakukan pembicaraan dengan informan/sumber data. Dengan adanya
foto-foto ini dapat meningkatkan keabsahan dan penelitian akan
lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan
data.
4.
Document (Dokumen)
Dokumen
adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen
yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar,
misalnya foto, gambar hidup, sketsa, film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, karya lukis, patung
naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya.
Dokumen
digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala
dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan dokumen dapat dilihat dari
beberapa hal sebagai berikut: 1)
Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi
pemenuhan kebutuhan akan pengetahuan atau
informasi yang tidak/belum diketahui.
Nilai evistemic merupakan prasyarat bagi semua dokumen. 2)
Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna karena
memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna
karena berisi teori, data pendukung empiris, atau metodologi. 3)
Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul beberapa
kondisi atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat memperkuat
dokumen tersebut. 4) Social values, yaitu suatu dokumen
keberadaannya sangat berguna dalam hubungan dengan kelompok atau individu. Seperti
berhubungan dengan guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulama’, atau tokoh
lainnya.
Jadi
hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan
dimasa kecil, di sekolah, di tempat
kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel
apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah
ada.
Selanjutnya
perlu di perhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang tinggi, misalnya terdapat
berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya,
karena foto dibuat untuk kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi
yang di tulis untuk dirinya sendiri.
C.
Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
1.
Instrumen Penelitian Kualitatif
Dalam
penelitian kualitatif instrumen terpenting adalah peneliti itu sendiri.
Peneliti mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data
seperti tape recorder, video kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan
alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu sendiri. Maka peneliti
harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan
wawasan terhadap bidang yang diteliti,
kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai
sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.
Peneliti
sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a) Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi
terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna
atau tidak bagi penelitian.
b) Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri
terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data
sekaligus.
c) Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya
tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yng dapat menangkap
keseluruhan situasi kecuali manusia.
d) Suatu
situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk
memahaminya, kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e)
Peneliti sebagai instrumen dapat segera
menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan
hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk
mengetest hipotesis yang timbul seketika.
f)
Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil
kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu
saat dan menggunakan segera untuk memperoleh penegasan, perubahan,
perbaikan atau perlakuan.
Peneliti
sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping memiliki
kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya
antara lain.
1.
Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan
mengalami apa yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dengan
demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna
apa saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini
adalah salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian
kualitatif.
2.
Peneliti akan mampu menentukan kapan
penyimpulan data telah mencukupi, data telah jenuh, dan penelitian
dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak
dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi
penelitian pada variabel-variabel tertentu saja.
3.
Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan
data, menganalisanya, melakukan refleksi secara terus
menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang
tuntas tentang sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti
memang "mengkonstruksi" realitas yang tersembunyi di dalam masyarakat.
Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai
instrumen adalah:
a)
Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas
peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan subjek memang bagus
dalam penelitian kualitatif,
tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan secara tidak sadar mencampuradukkan
antara data lapangan hasil observasi dengan pikiran-pikirannya
sendiri.
b)
Pengumpulan data dengan cara menggunakan
peneliti sebagai instrumen utama ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan
hasil penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan
dan "insight" (wawasan) untuk menangkap simbol-simbol dan
makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan
"lantaran pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti
seringkali mengalami kesulitan
untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis".
c)
Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk
mengikuti dan mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada
subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif,
penelitian dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah
diketahui statusnya, diterima atau ditolak. Tetapi peneliti
kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang bersifat plural
(beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan
selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan
jadwal (waktu) dalam penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai
seperti dalam penelitian kuantitatif.
Menurut
(Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya,
instrumen yang dapat digunakan antara lain:
1)
Instrumen Wawancara
Instrumen
wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat
mengungkap informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa
lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan
dari wawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu membentuk informasi yang utuh
dan menyuluruh dalam mengungkap penelian kualitatif.
2)
Instrumen Observasi atau Pengamatan
Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif
sebagai pelengkap dari teknik wawancara yang telah
dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis digunakan untuk melihat
dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga peneliti mampu
mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap penelitian
yang dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif peneliti harus
memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peran yang dilakukan
peneliti.
3)
Instrumen Dokumen Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan
sebagai penyempurna dari data wawancara dan observasi yang telah
dilakukan. Dokumen dalam penelitian kualitatif dapat berupa tulisan,
gambar, atau karya monumental dari obyek yang diteliti.
Jika
dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri,
maka dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat
yang "independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen
sebagus mungkin.
Pada
umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni
tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang
berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh
responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan
penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa non tes,
seperti skala sikap atau daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan
teknik pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti
yang menggunakan teknik interview atau wawancara, pedoman observasi untuk
peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.
Skala
bertingkat (ratings) adalah suatu
ukuran subyektif yang dibuat berskala. Walaupun
skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan
informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan
mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan di dalam orang
menjalankan tugas, yang menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Pedoman
wawancara berisi sebuah daftar pertanyaan yang mungkin akan diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi berisi
sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Penelitian
kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang berupa:
a) Instrumen
Tes dan Inventori
Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan
data penelitian kuantitatif karena instrumen tes untuk mengukur
kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, seperti bakat
matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya. Sedangkan inventori
untuk mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari individu. Dari kedua
instrumen ini data yang terkumpul berupa angka-angka yang nantinya akan
diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan dari penelitian.
b)
Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan dalam
penelitian kuantitatif, untuk menjaring data yang sifatnya informatif dan
faktual. Misalnya data tentang tingkat pendidikan, umur, penilaian terhadap
kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk angket atau kuesioner berupa
angka-angka, kemudian akan diolah dengan bantuan software statistik untuk
mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesoner dalam pengambilan data,
sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah diuji coba terlebih dahulu.
c)
Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan
data penelitian kuantitatif haruslah disusun terlebih dahulu
dan diuji coba, serta digunakan dalam pengambilan data yang berupa angka-angka.
d)
Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data
penelitian kuantitatif sebagai pengambilan data atau rekapan data yang
terdiri dari data nilai yang berupa
angka dan bisa diseleksi dengan menggunakan statistik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode
pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data. Instrumen
penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam sebuah
penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara
kuantitatif atau kualitatif kemudian disusun secara sistematis.
Teknik-teknik
pengumpulan data; a) Interview, b) Dokumen, c) Observasi, d) Kuesioner/angket.
Satu-satunya
instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Dan menggunakan alat-alat
bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset, atau
kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung
pada peneliti itu sendiri. Instrument penelitian dalam penelitian
kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian
adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal yang harus dijawab oleh
responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan tujuan
penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap
atau daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik
pengumpulan data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang
menggunakan teknik intervieu atau wawancara, pedoman observasi
untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:
Rineka Cipta. 2010.
Rineka Cipta. 2010.
Kaelan,
M.S. Metode
Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner.
Yogyakarta:
Paradigma. 2010.
Paradigma. 2010.
Patton,
Michael Quninn. Qualitative Evaluation Methodes, Sage
Publications,
Baverly Hills. 1980.
Baverly Hills. 1980.
Satori,
Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung:
Alfabeta. 2009.
Alfabeta. 2009.
Sugiyono.
Memahami
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2009.
Sugiyono.
Metode
Penelitan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta. 2009.
Sugiyono.
Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2012. Cet. XV.
Sukandarrumidi.
Metodologi
Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS. 2002.
Suryabrata,
Sumadi. Metodologi
Penelitian.
Jakarta : Raja Grafindo. 2008.
Tanzen, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras. 2011.
Tanzen, Ahmad. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras. 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar